Pengalaman tidak mengenakkan terjadi beberapa minggu lalu. Vespa LX 125 yang sudah menjadi tunggangan sehari-hari sejak 2013 tiba-tiba suka mati sendiri. Waktunya tidak menentu. Kadang seminggu baru mati. Tapi, pernah juga tiap dua hari sekali.
Mesin motor mati tanpa pandang situasi. Pernah saat saya sedang jalan cukup kencang. Tiba-tiba mesin mati sendiri. Untung tidak langsung berhenti. Kalau langsung berhenti, bisa-bisa menimbulkan kecelakaan. Pernah juga saat distarter setelah berhenti beberapa saat.
Kalau sudah mati, biasanya butuh waktu sedikitnya 10 menit untuk membuatnya menyala lagi. Beberapa kali distarter, baru seperti ada aliran listrik. Lalu mati lagi. Setelah dicoba starter beberapa kali lagi, baru mesin Vespa LX 125 saya bisa menyala dengan lancar.
Pernah juga saya coba starter berulang. Mungkin karena terlalu lama tidak menyala, akhirnya aki tidak kuat menyuplai listrik. Kalau sudah begini, harus menunggu minimal 30 menit untuk bisa menyala lagi. Benar-benar membuang waktu. Pernah terlambat ke kantor gara-gara Vespa LX 125 ini mati.
Oh iya, sejak motor suka mati, saya perhatikan kalau lampu kode merah yang biasanya berkedip saat motor mati, tidak lagi menyala. Lampu merah baru berkedip ketika saya kunci motor saya gunakan untuk ke mode siap starter saja.
Diagnosa Awal Vespa LX 125
Saat dibawa ke bengkel resmi, biasanya mekanik akan kesulitan untuk mendeteksi. Sebab, motor datang dalam kondisi menyala. Kalau sudah begitu, paling dicek arus listrik, selang bensin, sampai ganti busi. Keluar dari bengkel, beberapa hari kemudian, mesin Vespa LX 125 mati lagi.
Suatu hari, kebetulan saya akan ditugaskan ke Surabaya selama satu minggu. Daripada Vespa LX 125 ini berada di rumah tanpa ada yang merawat, saya bawa ke bengkel resmi. Saya titipkan ke mekanik. Biar dipakai selama seminggu. Supaya tahu sendiri saat motor mati.
Motor lantas saya bawa ke bengkel resmi Piagio Vespa Serpong yang terletak di dekat Alam Sutera. Saat perjalanan, motor sempat mati sekali. Setelah menunggu beberapa lama, motor menyala dan saya serahkan ke bengkel. Awalnya, saat dicoba tidak ada masalah. Bahkan saat mekanik mencoba berkeliling menggunakan Vespa LX 125 itu.
Saya bilang ke mekanik dan resepsionis, bahwa Vespa LX 125 itu suka mati sendiri. Waktunya tidak menentu. Oleh sebab itu, saya titipkan saja selama satu minggu untuk dicoba. Mekanik setuju. Bensin selama dipakai juga saya tanggung.
Dua hari pertama tidak ada kabar apa-apa. Hari ketiga, saya dikabari oleh mekanik kalau Vespa LX 125 itu mesinnya mati. Diagnosa awal, katanya pengapian tidak sempurna. Ada beberapa hal yang diganti. Termasuk busi. Hari keempat, mekanik memberi kabar bahwa mesin Vespa LX 125 tidak mati.
Melalui WhatsApp, saya bilang untuk tetap dipakai saja sampai saya kembali ke Jakarta. Ternyata benar, pada hari ke-6, mesin Vespa LX 125 kembali mati. Mekanik memberikan kabar untuk dicek lagi. Siang hari, saya dikabari kalau kerusakan sudah ditemukan. Yakni, Control Device Ignition (CDI).
Inilah Penyabab Kerusakan Vespa LX 125
Kerusakan CDI sekaligus menjadi jawaban kenapa lampu merah tidak berkedip saat motor mati. Proses penggantian CDI kata mekaniknya tidak lama. Yang lama adalah mempertimbangkan perlu diganti atau tidak. Sebab, butuh sedikitnya Rp 2,1 juta untuk menggantinya. Iya, tidak salah baca. Rp 2,1 juta.
Kenapa mahal? Ada dua komponen yang harus diganti. Pertama, tentu saja CDI-nya. Harganya Rp 1,732 juta. Yang kedua, adalah silinder set kunci motor seharga Rp 375 ribu. Itu belum termasuk ongkos pasang ya. Kunci perlu diganti untuk memastikan agar tidak terjadi eror antara kunci lama dengan CDI baru. Lebih aman, memang disarankan untuk mengganti sekaligus.
Mau tidak mau, harus merelakan Rp 2,1 juta untuk membuat mesin Vespa LX 125 yang mati kembali sehat. Benar saja, sejak diganti, motor tidak lagi pernah mati sendiri. Sampai saat ini, Vespa LX 125 kesayangan bisa saya pakai dengan tenang tanpa khawatir mati.
Apakah ada alternatif supaya biaya lebih murah? Saya tidak tahu. Tidak mencoba menggunakan CDI motor lain untuk membuat Vespa LX 125 kembali nyala. Saya sempat mencari di toko online atau di luar negeri untuk mendapatkan harga CDI lebih murah. Namun, di toko online Indonesia tidak ada yang menjual. Barang di luar negeri ada, tetapi waktu dan ongkos yang tidak terpaut jauh membuat saya memilih milik bengkel resmi..