Review Gigabyte R7 250

SERI 250 adalah salah satu kartu grafis kelas ”bawah” di R7. Dilepas dengan harga yang sangat terjangkau dikisaran awal Rp 1 juta-an. Meski demikian, masuk dalam keluarga R7 tentu membuat kartu grafis ini dibekali banyak kelebihan. Salah satunya Mantle, software besutan AMD untuk meningkatkan performa kartu grafis.

Sekedar informasi, kartu grafis ini bisa jadi memiliki kesamaan chip dengan Radeon HD 7730. Itu wajar karena chip yang digunakan untuk seri ini adalah Oland XT yang merupakan nama baru dari chip Cape Verde LE. Apa hubungannya dengan HD 7730? Chip Cape Verde LE digunakan kali pertama di kartu grafis tersebut.

Banyak pabrikan yang menghadirkan kartu grafis seri ini untuk kelas menengah ke bawah. Yang saya coba kali ini adalah Gigabyte R7 250, informasi lengkap mengenai kartu grafis ini bisa diintip disini. Barangkali ada yang berminat membawanya pulang, bisa menyimak tulisan saya berikut ini.

[spoiler title=”Spesifikasi”]

Chipset AMD Radeon™ R7 250
Memory Clock 4600 MHz
Process Technology 28nm
Memory Size 1024 MB
Memory Bus 128 bit
Core Clock 1100 MHz
Card Bus PCI-E 3.0
Memory Type GDDR5
DirectX 11.2
OpenGL 4.2
Digital max resolution 2560 x 1600
Analog max resolution 2048 x 1536
Power requirement  400W

[/spoiler]

Sedangkan untuk perangkat yang saya gunakan untuk uji kemampuan adalah:
[spoiler title=”Perangkat”]
Prosesor: AMD FX-3850
Motherboard: Gigabyte GA-990FXA-UD5
RAM: 2x4GB DDR3 PC10600
Hard Disk: Seagate Barracuda 250GB 7200 RPM 8MB Cache
Monitor: Dell U2312HM
[/spoiler]

Metode
Pengujian saya lakukan dengan menggunakan beberapa software. Yakni, pengukur benchmark seperti 3DMark, dan Furmark. Pengukuran menggunakan preset yang ada dan tidak saya ubah kecuali resolusi. Hanya dua resolusi yang saya uji sepanjang melakukan tes (termasuk game) adalah 1920×1080 dan 1280×720.

Sedangkan untuk game, saya menggunakan Fraps untuk mengukur besaran minimal, maksimal, dan rata-rata frame per second (fps) atau kemampuang membaca gambar per detik. Namun, ada juga yang menggunakan pengukur benchmark internal game seperti Tomb Raider.

Saat menguji coba, tidak ada aplikasi lain yang berjalan kecuali game dan Fraps. Untuk antivirus, yang saya gunakan adalah BitDefender dan mendukung mode game. Setiap game yang saya coba selalu diusahakan berada pada lokasi yang sama sehingga pengukurannya bisa mendekati sama.

Namun, kadang kondisi itu tidak bisa sama betul. Apalagi, untuk game yang tidak mempunyai pengukuran benchmark internal. Seperti Need for Speed: RIVALS misalnya. Meski berada di jalanan yang sama, bertambah komplek atau ringannya frame bisa terjadi karena bertambahnya mobil umum yang lewat.

Sedangkan untuk driver, saya menggunakan Catalyst yang terbaru (versi Beta). Begitu juga dengan software pengukur benchmark yang saya gunakan.

DISCLAIMER
PENGUJIAN aplikasi maupun games saya lakukan sendiri dengan spesifikasi komponen yang sudah saya tuliskan di atas. Hasil tentu saja sangat mungkin berbeda. Apalagi, kalau komponen yang digunakan berbeda. Untuk hasil terbaik, pastikan driver terbaru sudah terinstall.

3D Mark
HASIL yang tidak terlalu buruk ditunjukkan saat kartu grafis ini diukur menggunakan software 3D Mark dari Futuremark. Khususnya, saat mengukur kehandalan Gigabyte R7 250 dengan Fire Strike 1.1. Memang, angka 2,135 yang dihasilkan masih kalah dengan koleganya, R7 260x yang mampu menembus angka 3,754.

Perbedaan itu wajar terjadi karena kelas kartu grafis ini di bawah R7 260x yang disiapkan dengan kekuatan lebih. Nah, software ini menghasilkan penilaian terhadap tes grafis seperti ini. Tes geometri dan iluminasi menghasilkan angka 110,42 fps.

Gigabyte R7 250 dan AMD A10-4600M + Radeon HD 7970

Lantas, tes grafis kedua adalah partikel dan simulasi. Angka yang dihasilkan cukup tinggi karena mencapai 29,3 fps. Hasil pengujian turun sedikit saat menjalani tes fisik yang menguji simulasi di CPU. Hasilnya, muncul angka 29,3 fps.

Benarkah angka itu tidak terlalu mengecewakan? Begitulah jika melihat hasil-hasil yang ada. Menurut Futuremark, angka itu lebih baik disbanding dengan Intel i7 -3517U yang dipadukan dengan NVIDIA GeForce GT 620M. Begitu juga dengan desktop yang memiliki komponen AMD A8-5500B dengan AMD Radeon HD 7560D.

Kartu grafis ini juga tidak bisa mengejar AMD A10-4600M yang dijalankan dengan Radeon HD 7970M. Selisih nilai dengan laptop game tersebut mencapai 1,200 poin.

Furmark 
SOFTWARE ini dikenal mampu memberikan siksaan atau tekanan pada kartu grafis. Dalam uji coba ini, saya tidak mengubah setingan apapun. Apa yang ada di preset untuk resolusi 1920×1080 dan 1280×720 saya gunakan langsung. Mode full screen juga saya aktifkan selama ”membakar” Gigabyte R7 250 ini.

Menguji kartu grafis ini di resolusi 1920×1080 benar-benar membuat Gigabyte R7 250 ketetran. Hanya mampu menghasilkan nilai rata-rata 14 fps. Tentu saja, nilai serendah itu bisa membuat sebuah game tidak berjalan lancar. Tetapi, jangan keburu memvonis bahwa kartu grafis ini payah. Sebab, metode benchmark yang dilakukan Furmark berbeda dengan yang lain. Coba lihat hasil pengukuran game di bawah ini, dan akan membuktikan bahwa seri ini tetap oke diajak bermain game. 

[spoiler intro=”1920×1080″]

[/spoiler]

[spoiler intro=”1280×720″]

[/spoiler]

 

Nah, angka yang lebih baik muncul ketika resolusi diturunkan ke 1280×720. Kartu grafis ini bisa mengantarkan gambar hingga 24 fps. Angka ini, sebenarnya sudah cukup untuk menjalankan beberapa games. Apalagi, jika pengguna mau mengutak atik komposisi setingan games. Tentu saja, cek dibagian uji coba games setelah ini untuk mengetahui kepastiannya.

GAMES
Batman Arkham Origins

JANGAN ragu lagi untuk memberantas kejahatan di Gotham City. Sebab, Gigabyte R7 250 bisa menjalankan game ini dengan cukup lancar. Tidak banyak lag yang berarti meski menjalankan game ini dengan parameter tinggi di resolusi 1920×1080 atau 1280×720 sekalipun.

Dari pengukuran Fraps, gambar rata-rata per detik di 1920×1080 beda tipis dengan 1280×720. Oleh sebab itu, saya lebih suka memainkan game ini dengan resolusi tinggi. Apalagi, tidak banyak lag saat memberantas kejahatan menggunakan kostum kelelawar ini.

[spoiler intro=”1920×1080″]

[/spoiler]

[spoiler intro=”1280×720″]

[/spoiler]

 

Battlefield 4

MESKI pengukuran menggunakan Fraps menghasilkan nilai rata-rata pengiriman gambar per detik adalah 15.088 frame, mencoba game ini di resolusi 1920×1080 tetap bisa dilakukan. Konsekuensinya, ada beberapa bagian yang terasa lambat. Terutama, saat pertarungan atau scene dengan banyak detail.

Tapi, perlu diingat kalau kejadian itu terjadi saat menjalankan game dengan parameter maksimal. Termasuk menggaktifkan fitu antialias. Nah, kalau masih ingin mencoba tembak-tembakan dengan resolusi tinggi, coba turunkan beberapa parameter. Dengan begitu, kemampuan kartu grafis dalam mengirimkan gambar akan bertambah.

Namun, game ini benar-benar lancar dengan parameter maksimal ketika dijalankan di resolusi 1280×720. Penyebabnya adalah, kemampuan kartu grafis dari Gigabyte ini yang bisa mengirim hingga 28,567 frame per second. Meski tidak terlalu tinggi, tetapi sudah cukup smooth untuk kartu grafis ”murah meriah”.

[spoiler intro=”1920×1080″]

[/spoiler]

[spoiler intro=”1280×720″]

[/spoiler]

 

Need for Speed: RIVALS

TIDAK perlu kartu grafis tingkat tinggi untuk menjalankan game balap populer ini. Menggunakan Gigabyte R7 200 sudah lebih dari cukup untuk merasakan kebut-kebutan menggunakan mobil mewah. Sebab, parameter tinggi dengan resolusi 1080×1920 atau 1280×720 tidak membuat mobil-mobil itu berjalan lambat.

Lihat saja hasil pengukuran menggunakan Fraps dibawah ini. Kedua resolusi tersebut tetap bisa menghasilkan gambar maksimal 32 per detik. Memang, kemampuan mengirim gambar minimal di resolusi 1280×720 lebih tinggi. Begitu juga dengan nilai rata-rata. Tetapi, hanya berbeda 3 frame dan itu tidak terlalu terasa kok saat dimainkan.

[spoiler intro=”1920×1080″]

[/spoiler]

[spoiler intro=”1280×720″]

[/spoiler]

 

THIEF

SAYA sempat mengira kalau game baru dari Square Enix ini benar-benar membuat kartu grafis ini keteteran. Maklum, hasil benchmark dari software pengukuran internal Thief menunjukkan angka yang kecil. Terutama, saat setting game ada di komposisi resolusi 1080×1920 dengan parameter ultra.

Coba lihat infografis di bawah ini. Meski maksimum frame per secondnya mencapai angka 29, rata-ratanya cukup rendah. Hanya 13,2 gambar per detik. Umumnya, game dengan hasil pengukuran seperti itu membuat game tidak nyaman dimainkan karena lemot.

Hasil benchmark internal tidak jauh berbeda dengan pengukuran melalui Fraps. Rata-rata frame per second masih berkutat di angka 16 hingga 17. Angka berbeda tergantung dengan level atau area permainan. Perbedaan itu pula yang membuat nilai maksimal membaca gambar per detik bisa melonjak hingga 62 dan titik terendah 4.

Mungkin karena tipikal game Thief yang tidak banyak aksi baku hantam, jadinya meski frame per secondnya kecil, game tetap bisa dimainkan dengan lancar lho. Meski tidak terlalu kencang seperti saat resolusi game diturunkan ke 1280×720, tetapi bermain di resolusi maksimal tetap menyenangkan. Lag baru terasa dibeberapa movie scene saja.

So, mau main game ini di resolusi tinggi atau diturunkan ke 1280×720 bukan masalah besar dengan kartu grafis ini. Kalau tetap ingin main game ini dengan resolusi 1920×1080, bisa menurunkan beberapa parameter supaya lebih kencang. Seperti mematikan fitur antialias atau komposisi lainnya. Yang penting, setelah main game ini jangan ikut-ikut jadi maling ya, hehehe.

[spoiler intro=”1920×1080″]

[/spoiler]

[spoiler intro=”1280×720″]

[/spoiler]

 

Tomb Raider

PETUALANGAN Lara Croft tidak bisa dijalankan dengan maksimal di resolusi 1920×1080. Sangat berat ketka resolusi itu dikombinasikan dengan parameter setting maksimal. R7 250 hanya mampu mengantarkan 10 gambar per detik dengan kemampuan tertingginya 16 fps.

Pilihan terbaik adalah menurunkan resolusi ke 1280×720 supaya game bisa dijalankan lebih ringan. Pengukuran menunjukkan pada resolusi tersebut gambar yang disampaikan mencapai 19,2 fps. Cukup untuk memainkan game petualangan ini meski beberapa tahapan akan terasa berat.

Menurunkan beberapa parameter bisa menjadi solusi tepat untuk memainkan game ini dengan nyaman. Meski memilih resolusi 1920×1080, kalau parameternya bisa diturunkan tentu akan menghasilkan perubahan yang signifikan. Begitu juga di resolusi 1920×720 yang pada dasarnya sudah mendongkrak kemampuan mengirim gambar.

[spoiler intro=”1920×1080″]

[/spoiler]

[spoiler intro=”1280×720″]

[/spoiler]

 

KESIMPULAN

UNTUK harga kartu grafis R7 250 yang berkisar pada harga Rp 1 juta hingga Rp 1,4 juta (tergantung merk dan spesifikasi), peforma dari produk Gigabyte ini tidak terlalu mengecewakan. Meski demikian, jika ada dana lebih tidak ada salahnya untuk meminang kartu grafis dengan spesifikasi lebih tinggi.

Seri R7 260X misalnya, perbandingannya bisa dilihat di review sebelumnya. Terlihat jelas bahwa performa R7 260X mampu menghasilkan skor yang lebih tinggi. Perbedaan harga tentu tergantung kantong masing-masing. Sekedar informasi, harga seri R7 260X bisa berkisar antara Rp 1,6 juta hingga Rp 2,1 juta.

Jika memutuskan membeli seri R7 250 dan mempunyai kemampuan overclock, bisa dicoba untuk menaikkan performa melalui clocking. Sedangkan pengguna yang tidak mau ribet, bisa langsung memainkan game dengan catatan tidak semua dijalankan dengan opsi parameter tinggi.

Resolusi tinggi di 1920×1080 oke-oke saja untuk beberapa game. Apalagi, kalau pengguna memainkan game yang spesifikasinya di bawah lima game diatas. Tentu saja kartu grafis ini tidak akan menimbulkan masalah kalau digunakan untuk menonton film, editing foto maupun video ala rumahan.

Leave a Reply