Review Toshiba L40D-A, Notebook AMD Quad Core

SIAPA yang tidak mendambakan notebook elegan, harga tidak terlalu mahal, tetapi mampu mengerjakan banyak hal. Diajak serius untuk perkerjaan oke, bermain juga tidak terlalu memalukan karena bisa menjalankan beberapa game populer. Nah, kalau itu yang dicari, Toshiba Satellite L40D-A bisa menjadi opsi untuk dibeli.

Notebook ini mempunyai beberapa pilihan warna. Dibalut dengan casing glossy yang tampak mewah. Meski, harus sering membersihkan karena bekas sidik jari mudah tertempel. Tersedia dalam dua warna, biru dan emas. Jujur, saya suka dengan warna birunya yang elegan.

Saat dilempar ke pasaran, Toshiba menjanjikan banyak hal positif dari notebook ini. Seperti adanya HDD Accelerator yang  memungkinan membuka aplikasi favorit jadi lebih cepat, hemat baterai, output suara yang enak karena menggunakan speaker Onkyo, dan tentu kenyamanan saat menggunakannya.

Saat uji coba, saya menggunakan Windows 8.1 versi 64 bit. Uji coba lebih ditekankan pada penggunaan sehari-hari. Terutama, terkai pekerjaan sebagai reporter yang akan banyak menggunakan notebook untuk mengetik dan editing foto.

SPESIFIKASI

SEBELUM lebih jauh mencoba notebook ini, ada baiknya mengenal dulu spesifikasi yang diusung oleh Toshiba L40D-A ini. Bagi saya, ada beberapa daya tarik tersendiri. Seperti layar 14 inch dengan HD Clear SuperView LED, RAM 4GB, serta kartu grafis AMD HD 8510G.

[spoiler intro=Spec]

PROCESSOR AMD Quad Core A8-5545M APU with Radeon™ HD 8510G (1.7GHz, up to 2.7GHz, 4MB)
OPERATING SYSTEM Windows 8 Single Language
MEMORY 4096MB DDR3 1333MHz SDRAM
DISPLAY SIZE 14.0″ WXGA HD Clear SuperView LED Backlight TFT display (16:9), resolution 1,366 x 768
GRAPHICS AMD Radeon™ HD 8500 Series Graphics
HARD DISK DRIVE 500GB (SATA) with shock absorbers
OPTICAL DRIVE DVD SuperMulti Double Layer Drive
INTERFACES 2xUSB 3.0 (Sleep&Charge), 1xUSB 2.0
SOUND SYSTEM Onkyo® Stereo speakers enhanced with DTS Sound™
CAMERA Built-in HD Web Camera with Microphone and Toshiba SmartFace™ Technology
BATTERY  Lithium Ion Prismatic 43Wh
WARRANTY   1-year carry-in Local Limited Warranty (parts & labor), 1-year battery (carry-in)
WEIGHTS  Starting from 1.95kg

[/spoiler]

 

FISIK

SEBUT saya kuno karena masih butuh optical drive. Meski jarang digunakan, saya membutuhkannya. Sekali lagi, karena ini terkait dengan pekerjaan saya sehari-hari. Dua port USB 3.0 menjadi favorit juga, maklum kadang sudah lelah dengan lemotnya memindah data menggunakan USB 2.0.

Layar 14inch membawa keasyikan tersendiri saat menonton film atau bermain game. Namun, material glossy membuat layar menjadi tidak nyaman karena memantulkan bayangan. Itu biasanya terjadi saat tingkat kecerahan diseting gelap. Masalah itu akan hilang kalau tingkat kecerahan dinaikkan maksimal.Beberapa nilai lebih menurut saya adalah soal keyboard dan trackpad yang besar. Bagi saya yang menghabiskan waktu tiap harinya dengan mengetik, ini menjadi nilai lebih. Tombol enak ditekan dan tidak berisik. Tata letak yang tidak ukurannya tidak membuat jari-jari saya berbenturan saat mengetik.

Asyiknya lagi, viewing angle Toshiba L40D-A ini bisa dikatakan cukup baik. Jadi, kalau mau nonton film bersama-sama, orang disisi kiri atau kanan tidak akan mendapati perubahan warna yang terlalu signifikan. Disamping itu, tingkat kecerahan cukup nyaman untuk mengedit foto karena warna tidak terlalu lari (pastikan driver terinstal).

Bagaimana dengan berat notebook? tentu itu sangat relatif. Buat saya yang sehari-hari membawa kamera DSLR, tiga buah lensa, powerbank, hingga berbagi charger, tambahan 2 kg di tas tentu sangat terasa.

KINERJA

SEPERTI diuraikan diatas, dalam promosinya Toshiba mengatakan ada beberapa hal istimewa di L40D-A ini. Melihat hasil tes menggunakan Performance Test 7 dan FurMark, terlihat kalau apa yang disampaikan Toshiba bukanlah omong kosong.  Penggunaan prosesor AMD dari keluarga Richland membuat notebook ini mampu menjalankan berbagai aplikasi.

Seperti diketahui, AMD A8 5545M APU di notebook ini mempunyai 4 inti prosesor. Disebutkan kalau kecepatannya adalah 1.7GHz. Tapi, tidak berhenti disitu. Turbo core membuat kecepatannya prosesor bisa dinaikkan hingga 2.7GHz saat menjalankan aplikasi yang butuh kinerja tinggi.

Bagaimana dengan graphics on processor? Meski kurang bertenaga jika dibandingkan dengan kartu grafis terpisah, AMD Radeon HD 8510G ini tidak terlalu mengecewakan. Mampu menjalankan beberapa game yang 3D meski tentu saja tidak dalam setingan terting

[spoiler intro=FurMark test]

[/spoiler]

[spoiler intro=”Graphics 2D” tittle=”Performance Test 7″]

[/spoiler]

[spoiler intro=”Graphics 3D” tittle=”Performance Test 7″]

[/spoiler]

[spoiler intro=”CPU Mark” tittle=”Performance Test 7″]

[/spoiler]

[spoiler intro=”PassMark Rating” tittle=”Performance Test 7″]

[/spoiler]

[spoiler intro=”Windows Socre”]

[/spoiler]

 

SOFTWARE & GAME

Corel Draw X6 64bit

APLIKASI ini sebenarnya jarang saya gunakan. Tetapi, tidak pernah absen dari notebook saya. Prosesor AMD Quad Core A8-5545M APU bisa menjalankan aplikasi ini dengan lancar. Saat membuka aplikasi tidak butuh waktu yang terlalu lama. Bagi saya, normal jika membutuhkan waktu beberapa detik.

Tidak ada kesulitan berarti saat mulai melakukan desain. Untuk penggunaan normal, tidak banyak lag yang terjadi. Notebook ini masih mumpuni untuk bekerja pada penggunaan Corel ditingkat pemula hingga menengah.

 Adobe Photoshop dan Premiere Pro CC

SAMA seperti Corel, dua produk Adobe ini tidak boleh absen dari notebook. Terutama, Photoshop, penggunaannya bisa sama seringnya dengan MS. Word. Sukanya, prosesor yang digunakan dalam notebook ini bisa diajak kerjasama dengan baik saat mengoperasikan photoshop.

Saya tidak terlalu banyak menggunakan software filter. Hanya ada NIK Software yang terinstal. Software yang baru dibeli Google itu juga tidak punya masalah ketika membuka, atau mengedit menggunakan Photoshop CC di Toshiba L40-D. Sekedar info, untuk foto, saya kerap menggunakan format RAW. Walau tidak secepat komputer desktop saya yang menggunakan AMD FX 8350 saat membuka file RAW, prosesor di notebook ini cukup memuaskan.

Hobi lainnya adalah video. Saya mencoba melakukan editing dasar dan rendering menggunakan notebook ini. Lancar, dan videonya jadi. Untuk contoh, saya sisipkan video yang saya edit menggunakan Premiere Pro CC. Tapi, dari capture game dulu ya.

Games

TIDAK untuk mendiskusikan game bola mana yang paling bagus. Saya lebih suka memanikan PES 2014, itu alasan kenapa mencoba menggunakan game besutan KONAMI ini saat uji coba. Notebook ini bisa memainkan game ini dengan lancar. Tentu saja dengan catatan, menggunakan settingan terendah.

Anda bisa mencoba ke tingkat medium meski tidak senyaman seting rendah. Meski demikian, cukup untuk membuang stress dengan bermain bersama teman-teman.

[spoiler intro=”Video PES 2014″]

[embedplusvideo height=”240″ width=”289″ editlink=”http://bit.ly/KWCxwH” standard=”http://www.youtube.com/v/71yqNfERf9Y?fs=1″ vars=”ytid=71yqNfERf9Y&width=289&height=240&start=&stop=&rs=w&hd=0&autoplay=0&react=0&chapters=&notes=” id=”ep3299″ /][/spoiler]

Begitu juga dengan Far Cry, game ini bisa dimainkan dengan lancar di seting resolusi rendah. Memang, ada ketimpangan gambar yang cukup signifikan ketika memainkan game ini di notebook atau desktop spesifikasi tinggi. Tapi, dari video yang saya capture menggunakan FRAPS, tentu anda sepakat kalau ini cukup.

[spoiler intro=”Video Far Cry 3″]

[embedplusvideo height=”240″ width=”289″ editlink=”http://bit.ly/KWCilp” standard=”http://www.youtube.com/v/Kk5Zwr9JYkY?fs=1″ vars=”ytid=Kk5Zwr9JYkY&width=289&height=240&start=&stop=&rs=w&hd=0&autoplay=0&react=0&chapters=&notes=” id=”ep5351″ /][/spoiler]

Perlakuan serupa juga terjadi saat memainkan Tomb Raider. Efek Trees FX tentu tidak bisa diaktifkan. Apalagi, game ini baru berjalan maksimal ketika digunakan dengan seting rendah. Itu terlihat dari hasil benchmark dibawah ini.

Tiga game diatas adalah beberapa yang terpopuler saat ini. Jika ingin mengetahui apakah games favorit anda bisa dijalankan di notebook ini, bisa membandingkan spesifikasi dengan tiga games itu. Kalau tidak ada perbedaan mencolok, sama, atau bahkan dibawahnya, bisa dipastikan game bisa berjalan. Dengan begini, anda tidak lagi perlu takut terjebak hanya bermain games semacam solitaire atau minesweeper hehehe…

BATERAI

SELAMA menggunakan notebook ini, penggunaan paling banyak adalah untuk mengetik dengan MS. Word dan browsing. Penggunaan terbesar kedua adalah menjalankan Photoshop. Saya kurang suka mendengarkan musik melalui notebook, tetapi menonton film dan itu menjadi penggunaan terbesar ketiga.

Nah, dari tiga besar itu, baterai notebook ini baru benar-benar habis ketika saya gunakan selama 2,5 jam. Entah untuk mengetik sambil browsing, mengedit foto, atau menonton film. Itu adalah waktu rata-rata, kadang bisa ditekan hingga 3 jam jika tidak digunakan secara terus menerus.

Bagaimana dengan games? sebenarnya saya lebih suka bermain di desktop. Tetapi, saya sempat menguji notebook ini dengan bermain PES 2014. Selama dua kali mencoba, ternyata baterai baru habis setelah 2,5 jam dipakai. Oh iya, seting power management yang digunakan saat uji coba adalah balance.

KESIMPULAN

NOTEBOOK Toshiba L40-D tentu tidak bisa dianggap sebelah mata. Meski tidak bisa memainkan game dengan resolusi tertinggi dan cenderung rendah, performa yang ditawarkan cukup membuat tersenyum. Kalau tidak terlalu butuh bermain game dalam setingan maksimal, notebook ini tentu lebih dari cukup.

Desain yang ciamik juga tidak memalukan kalau harus dibawa ke tempat umum. Disamping itu, prosesor AMD dengan APUnya ikut membuat baterai menjadi tahan dalam rentan waktu 2,5 jam hingga 3 jam bisa masuk dalam pertimbangan. Jangan lupakan juga speaker Onkyo yang disematkan. Cukup menghibur telinga dibandingkan dengan notebook lain yang hanya mengusung speaker biasa.

 

2 comments On Review Toshiba L40D-A, Notebook AMD Quad Core

Leave a Reply