Beauty outside, great performance inside. Kira-kira, seperti itulah kesan setelah menggunakan AMD A10-7860K. Sebelum dibahas lebih lanjut, ada baiknya kenalan dulu dengan produk ini. Sejatinya, A10-7860K merupakan pembaharuan dari Accelerated Processing Unit (APU) sebelumnya. Prosesor ini TDP atau daya maksimumnya lebih hemat, hanya 65W.
Bila dibandingkan dengan generasi sebelumnya, prosesor Godavari itu memang jauh lebih hemat. Maklum, prosesor seri Kaveri sebelumnya punya TDP sampai 95W. Apakah performanya menurun karena dayanya dikurangi? tidak. Malah, chip grafis Radeon R7 dibuat punya frekuensi yang lebih tinggi yakni 757 MHz.
Yang bikin menarik lainnya adalah, paket penjualan AMD A10-7860K menyertakan kipas prosesor baru. Namanya, AMD Near Silent Thermal Solution. Beda banget dengan kipas sebelumnya yang besar. CPU cooler baru itu punya bentuk yang lebih ramping, dan berwarna merah. Makin cantik saat dipasang.
Prosesor ini mulai dirilis pada Februari 2016. Di Indonesia, bisa didapat dengan harga yang cukup terjangkau. Yakni, Rp 1,6 juta. Oh iya, sebelum memutuskan meminang beli prosesor ini, pastikan motherboard yang dipunya tipe FM2, ya.
Dalam juji coba kali ini, prosesor ini saya pasang di motherboard Gigabyte G1 Sniper A88X, Ram 2x4GB Corsair Vengeance Pro Series, hard disk 250 GB Seagate Barracuda 7.200 RPM, PSU NZXT750W, dan Windows 10.
:::: Kinerja Prosesor ::::
Seperti APU lainnya, chip grafis yang terintegrasi di dalamnya sudah cukup kuat. Entah digunakan untuk bermain game, editing foto maupun video, sampai hanya sekedar menjalankan tugas kuliah atau kerja. Apalagi, AMD A10-7860K sudah dibekali dapur pacu yang kuat.
Untuk informasi, APU AMD ini diperkuat dengan 4-core CPU steamroller 28nm yang berjalan pada 3.6 GHz. Kalau belum puas, performa bisa digenjot lagi menjadi 4.0 GHz pada mode turbo core. Tentu saja, peningkatan itu harus dilakukan melalui proses over clocking.
PCMark 8
Sudah disinggung sebelumnya, kalau prosesor ini punya kemampuan yang lebih dari cukup untuk mengerjakan tugas kantoran maupun kuliah. Saat diuji dengan PC Mark 8 melalui tes Creative Accelerated, skor yang didapat 3420. Dari skor dan hasil uji coba, pekerjaan mengetik, tabulasi data, presentasi, yang disambi aneka multitasking tidak akan meninggalkan masalah.
Saya juga sempat mencobanya sebagai prosesor utama untuk melakukan pekerjaan sehari-hari yang tidak lepas dari mengetik dan mengedit foto. Prosesor ini bisa menjalankan tugasnya dengan nyaman. Mengedit foto dengan dengan banyak layer dan filter bisa diselesaikan meski butuh waktu antara 10-20 detik.
Bagaimana dengan rendering video? Saya tidak mencobanya secara langsung karena memang tidak bekerja dan membutuhkannya. Jadi, dipercayakan saja kepada Crative Accelerated dan juga Cinebench R15. Dari pengujian itu, terlihat kalau prosesor ini bisa mengerjakan rendering dari editing video sederhana,
PCMark 8 juga menguji bagaimana prosesor ini saat diajak bermain game mainstream yang umumnya berat. Hasilnya, 13,7 FPS. Terkesan rendah, tapi saya sudah mencoba untuk bermain game, dan… lancar. Tidak percaya? Baca terus sampai pembahasan soal game.
Oh iya, kinerja AMD Near Silent Thermal Solution cukup bagus. Untuk pekerjaan ringan, AMD Overdrive menangkan panas yang dihasilkan antara 40 sampai 46,8 derajat celcius. Perlu diingat, angka tersebut bukan angka panas saat itu juga. Tetapi rentang dengan panas tertinggi.
Itulah kenapa, detil pengujian lewat Creative Accelerated sempat merekam panas CPU sampai berada di kisaran 70 sampai 80 derajat celcius. Tapi, itu hanya terjadi ketika prosesor ini melakukan pekerjaan berat seperti editing video.
3DMark
Chip grafis yang terintegrasi menjadi penentu bagi AMD A10-7860K untuk lolos dari uji coba bermain game. Radeon R7 memang bukan chip grafis paling jempolan dari AMD. Meski berada di entry level, kemampuannya seringkali memberikan kejutan bagi PC tanpa kartu grafis tambahan.
Untuk game-game yang tidak membutuhkan grafis rumit, prosesor ini tentu sudah bisa mengatasinya. Itu tercermin dari pengujian melalui Sky Diver. Skor yang didapat mencapau 4862 dengan skor pengujian grafis fisik tertinggi sampai 74,9 FPS. Banyak game yang bisa dilahap dengan lancar saat dimainkan.
Jika melihat lebih rinci skor yang dihasilkan, sampai 48 threads yang berari makin rumit grafisnya, Radeon R7 masih bisa menghasilkan nilai 25,57 FPS. Tapi, bagaimana dengan game yang berat? Uji coba lewat Fire Strike memang memberikan nilai yang rendah yakni 1258 dengan skor fisik grafis sebesar 14.39 FPS.
Seperti diketahui, Fire Strike mensimulasikan berbagai game mainstream yang umumnya perlu komputer spesifikasi tinggi. Tapi, seperti yang sudah saya tulis sebelumnya, kemampuan Radeon R7 suka memberikan kejutan saat dicoba bermain game yang sebenarnya.
Cinebench R15
Saat diuji dengan software ini, grafis terintegrasi Radeon R7 menghasilkan angka 38 FPS untuk rendering video yang disediakan oleh Maxon. Nilai itu memang tidak terlalu tinggi, tapi perlu diingat bahwa PC yang diuji tidak memiliki kartu grafis tambahan. Dari nilai itu sebenarnya sudah terlihat kalau prosesor ini punya kemampuan cukup untuk videografi sederhana.
:::: Bermain Game ::::
Sebenarnya, seperti apa sih Radeon R7 di A10-7860K ini? IGP (Integrated Graphics) di prosesor itu didukung 8 Compute Unit. Lantas, kecepatan Radeon R7 dipatok pada 757 MHz yang dilengkapi dengan RAM DDR3. Spesifikasi itu membuat berbagai game mainstream mampu berjalan lho.
Tomb Raider
Permainan petualangan ini punya grafis yang memukau sehingga cukup berat. Namun, bermain dengan AMD A10-7860K, latar belakang yang keren itu tetap bisa didapatkan. Sebab, meski menggunakan chip terintegrasi Radeon R7, game ini masih bisa dimainkan dengan seting grafis normal.
Menggunakan benchmark milik game ini, skor tertinggi yang didapat adalah 28 FPS. Nilai terendahnya 18 FPS dan rata-rata skornya di angka 23,3 FPS. Melalui FPS itu, game ini benar-benar bisa berjalan dengan lancar.
FIFA16
Siapa yang tidak ingin main game sepak bola saat Copa America dan Euro 2016 berlangsung? Memainkan game ini dengan AMD A10-7860K boleh dikatakan tepat. Sebab, game ini bisa berjalan dengan baik karena nilai rata-ratanya 27 FPS dan tertinggi 31 FPS saat dimainkan di resolusi HD dan seting grafis tertinggi.
Need For Speed: RIVALS
Game ini sungguh berat. Itulah kenapa, meski banyak setting yang diturunkan, mobil yang dikendarai tetap terasa kurang kencang. Saat dimainkan dengan AMD A10-7860K, hasil FPS yang didapat memang rendah. Dengan seting kualitas grafis menengah, skor rata-rata 15 FPS dengan angka tertinggi 17 FPS.
Kalau penilaian hanya dari FPS, bisa jadi prosesor ini dianggap tidak mumpuni untuk bermain Need For Speed: RIVALS. Tapi, kejutan datang saat dimainkan. Game balapan ini tetap bisa berjalan dengan baik meski kadang terasa berat. Tapi, tidak terlalu mengganggu sih.
Battlefield 4
Awal ketika AMD memperkenalkan APU, game Battlefield 4 langsung menjadi sasaran uji coba. Saat itu, generasi awal APU berhasil menjalankan game ini dengan sangat baik. Entah secara online, maupun offline. Kemampuan itu tentu masih dimiliki Godavari ini.
Ketika permain berjalan dengan seting grafis medium, mampu mendapatkan skor 21 FPS. Namun, sama seperti Need For Speed tadi, skor tersebut tidak berarti apa-apa karena permainan bisa berlangsung lancar tanpa ada lag.
:::: Kesimpulan ::::
Kalau ingin membangun PC dengan budget terbatas, APU milik AMD memang menjadi salah satu pilihan terbaik. Sebab, sudah terintegrasi dengan chip grafis yang mumpuni untuk berbagai pekerjaan. Kalau nantinya ada uang, bisa digunakan untuk membeli kartu grafis tersendiri untuk menambah performa.
Dalm pengujian ini, semua game dijalankan memalui resolusi full HD. Jika layar monitor yang dimiliki tidak mendukung, resolusi game bisa dikurangi dan itu biasanya menolong bertambahnya FPS. Itulah kenapa, berbagai game di luar yang saya coba harusnya bisa dijalankan. Tentu saja, dengan seting yang lebih rendah.